Selasa, 20 November 2012

perbedaan Ular Berbisa Dengan Yang Tidak Berbisa


perbedaan Ular Berbisa Dengan Yang Tidak Berbisa

 



Mungkin banyak sebagian orang yang masih binggung bagimana caranya membedakan ular berbisa atau tidak berbisa. Well disini beritamandiri akan menjelaskannya untuk anda. Bicara Mengenai Ular,tentu kita akan Tentu Kita Akan jadi ingat Ular berbisa lagunya HELLO wkwkk . Maksudnya Berfikir Ular adalah sejenis Hewan melata, berdarah panas (poilikiometrik), badannya Panjang dan bersisik,dapat ditemukan di seluruh Dunia (kecuali Kutub) serta sangat ditakuti Bisanya. Nah untuk urusan yang terakhir Ini,Tentu Asumsi umumnya menyangka bahwa setiap Ular itu berbisa.Padahal yang sebenarnya tidak semua jenis Ular mengandung Bisa/racun.

Sebetulnya semua Ular itu mengandung racun/Bisa tetapi dari segi sifat racunnya yang Bisa membunuh /berbahaya atau tidak,jenis Ular itu dibedakan menjadi ular berbisa rendah dengan Ular berBisa tinggi(kalau orang awam sih tetap menyebut ular berbisa rendah dengan sebutan tidak berBisa karena tidak berakibat fatal). Kenapa dikatakan demikian?. karena ular adalah hewan pemakan daging/karnivora,jadi meskipun dia tidak berbahaya,dia tetap memakan daging yang pastinya mengandung bakteri didalam mulutnya untuk mempercepat pencernaan makanannya. Dan juga rata-rata Ular itu rata-rata malas Gosok gigi wkwkwkw

Jika kita mengamati dengan teliti, ada beberapa hal yang dapat membedakan ular yang berbisa tinggi dan berbisa rendah. Beberapa ciri dibawah adalah petunjuk umum yang Bisa digunakan, meskipun belum secara tepat menunjukkan tingkatan Bisa ular.

A.Ciri-ciri Ular Berbisa Rendah (disebut banyak orang tidak berBisa sih)

- Gerakannya cepat, takut pada musuh, agresif
- Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
- Membunuh mangsanya dengan membelit
- Bentuk kepalanya bulat telur (oval),pupil mata juga bulat
- Tidak memiliki taringBisa
- Gigitannya tidak mematikan
- Setelah menggigit langsung lari
- Mempunyai sisik ekor terbagi dibagian bawah



B.Ciri-ciri Ular berBisa Tinggi (ilmunya udah tinggi kali ya sob?)

- Gerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri (elegan gan)
- Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
- Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan Bisa
- Bentuk kepalanya cenderung segitiga sempurna
(semakin sempurna semakin berBisa),matanya lonjong
- Memiliki taring Bisa, racun mematikan
- Kanibal/suka makan sesama (bukan suka ama sesama ya)
- Setelah menggigit, masih tinggal ditempat
- sisik dibawah ekor tidak terbagi dua

Pengecualian !
Ada beberapa ciri diatas yang berlawanan dengan sifat asli berbagai jenis ular berikut Ini

- Ular Kobra (Naja naja sputratix)- berBisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang
- Ular King Kobra(Ophiophagus hannah )-kepala oval, agresif, siang dan malam tapi berBisatinggi
- Ular weling (Bungarus candidus)- kepala oval, berBisa tinggi
- Ular welang (Bungarus fasciatus)- kepala oval, gerakan tenang, berBisa tinggi
- Ular picung/pudak seruni - berBisa tinggi, kepala oval tapi gerakannya gesit, keluar siang hari.
- Semua jenis ular laut, berBisa, gerakan lamban di pasir/pantai
- Semua jenis ular phyton dan ular boa, tidak berBisa, cari makan malam hari.

Berikut Beberapa gambar Ular yang Tidak Berbisa

Elaphe Radiata
Phyton Molurus

Dan yang berikut Ini Berikut Beberapa gambar Ular yang Berbisa




Well, itulah tips Cara Membedakan Ular Berbisa atau Tidak...Semoga bermanfaat buat anda

Ular sanca bodo atau Python molurus, termasuk salah satu jenis ular yang banyak dipelihara oleh pencinta binatang. Namun tidak sedikit yang menyadari bahwa ular sanca bodo yang biasa disebut juga sebagai Asiatic Rock Python termasuk salah satu binatang langka yang dilindungi undang-undang di Indonesia. Ular sanca bodo (Python molurus) dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999.
Ular sanca bodo terdiri atas dua anak jenis (subspesies) yaitu Python molurus molurusyang dijumpai di India, Bangladesh, Pakistan hingga Nepal dan Python molurus bivittatusyang hidup secara alami di Indochina termasuk Indonesia (Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sumbawa, dan Sulawesi).
Ular sanca bodo (Python molurus) disebut juga Burmese Python (gambar: gembiraloka.net)
Ular sanca bodo dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Asiatic Rock Python, Burmese Python, atau Tiger Python. Sedangkan dalam bahasa latin, ular yang banyak dijadikan peliharaan ini disebut Python molurus(Linnaeus, 1758) sebagai yang bersinonim denganColuber molurus (Linnaeus, 1758).
Ular sanca bodo termasuk ular besar lantaran mampu mencapai panjang 9 meter, meskipun rata-rata hanya mencapai 5 meter saja. Berat tubuh Burmese Python ini mampu mencapai 160 kg.
Ular sanca bodo (Python molurus) mempunyai warnadasar kulitnya coklat muda hingga coklat tua, ada pula yang kuning atau krem, dengan belang-belang hitam atau coklat tua. Corak belang pada sanca bodo berupa jaringan dengan mata jaring hampir berbentuk segi empat.
Ular sanca bodo secara alami mendiami hutan tropis basah. Ular ini senang berada ditempat yang tidak jauh dari air atau tempat lembab bahkan kadang di dekat pemukiman. Ular sanca bodo lebih suka berada di tanah dari pada bergulung di pohon, tetapi sesekall dia akan memanjat pohon untuk mendapatkan sinar matahari guna menaikkan suhu tubuhnya.
Meskipun hewan ini termasuk binatang nokturnal (beraktifitas di malam hari), namun sanca bodo juga senang berkeliaran disiang hari. Hewan yang banyak dijadikan peliharaan ini ini mematikan mangsanya dengan cara melilit tubuhnya. Makanan kesukaan sanca bodo antara lain tikus, luwak, kera, bajing juga hewan besar seperti babi hutan, rusa dan kijang. Selain itu mereka makan pula burung dan ayam hutan.
Seekor ular bodo betina sekali bertelur bisa mencapai 40 butir bahkan lebih. Telur-telur tersebut akan menetas setelah 60-80 hari. Panjang anak yang baru menetas tersebut  berkisar 60-70 cm.
Ular sanca bodo tersebar di India, Bangladesh, Pakistan hingga Nepal hingga ke Indonesia, Laos, Myanmar, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Di Indonesia, ular sanca bodo (Python molurus) dapat ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sumbawa, hingga sebagian Sulawesi. Beberapa dekade terakhir, hewan melata raksasa ini juga dapat ditemukan di hutan di Florida Amerika Serikat akibat banyak para pemeliharanya yang melepaskan hewan ini begitu saja ke alam liar.
Ular sanca bodo meskipun mulai langka di Indonesia tetapi populasinya masih dianggap banyak sehingga IUCN Redlist masih melabelinya dalam status konservasi “Near Threatened” (Hampir Terancam).
Satu yang pasti, meskipun hewan melata ini banyak dipelihara sebagai hewan peliharaan namun banyak yang tidak mengetahui bahwa ular sanca bodo ini termasuk hewan yang dilindungi sebagaimana saudara dekatnya sanca timor (Python timorensis) lantaran semakin langka di alam liar.
Referensi: www.iucnredlist.org; gembiraloka.net (gambar)
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Reptilia; Ordo: Squamata; Upaordo: Serpentes; Famili: Pythonidae; Genus: Python; Spesies: Python molurus; Subspesies: Python molurus molurus dan Python molurus
bivittatus
Nama Ilmiah (latin): Python molurus; Sinonim: Coluber molurus; Nama Indonesia: sanca bodo

ULLLAAAAAARRRRRRRR

ULLLAAARRRR...!
Mayoritas orang akan merinding atau bahkan lari tunggang langgang ketika melihat sesosok ular didekatnya. Tapi tidak sedikit juga orang begitu menggandrunginya, dan karena anda membaca artikel ini, anda termasuk salah satunya! Memeliharanya mungkin tidaklah sulit dengan membeli ular yang sudah dijinakan tapi bagaimana dengan menjinakan ular itu sendiri? Pasti anda penasaran bukan?
Memang menjinakan ular tidaklah mudah, tapi bukankah disitu letak tantangannya? Seperti menjinakan hati seseorang yang liar dan buas, menjinakan seekor ular membutuhkan waktu, kesabaran dan ketelatenan.
Lain dengan binatang peliharaan pada umumnya, ular yang masih sangat muda atau bayi malah cenderung lebih galak dan agresif dari pada ular yang sudah agak dewasa. Ini dikarenakan mereka lebih mudah merasa takut dan terancam ketimbang kakak-kakaknya yang sudah lebih kalem.
Tapi anda tidak perlu gusar karena selalu ada jalan menuju ke Roma, disini kami berikan tips dan trik khusus untuk meluluhkan hati si “dia” yang galak.
Langkah-langkah menjinakan Ular:

1. Perhatian: Sebelum mendekati ular apapun, anda harus pastikan hal-hal tersebut dibawah ini:
• Ular itu tidak berbisa
• Ukuran ular tidak terlalu besar. Hanya penjinak professional yang sebaiknya menangani ular dengan ukuran sangat besar. Tidak dianjurkan menjinakan ular yang lebih besar dan lebih kuat dari anda karena akan berakibat sangat fatal bila ular balik menyerang anda.
• Ular telah kenyang alias telah makan dalam waktu dekat. Tapi jangan setelah makan karena ular bisa memuntahkan makanan. Ular memiliki trik pertahanan diri dengan memuntahkan makanannya dikala dia merasa terancam oleh bahaya agar dia dapat berlari lebih kencang ketika perutnya kosong. Sebaiknya tunggu dua hingga empat hari setelah ular makan. Hal ini tergantung besarnya makanan yang ia telan. Ular yang lapar adalah ular yang dalam keadaan marah sehingga ia akan menjadi lebih agresif.
• Carilah teman jika ular yang anda coba jinakan cukup besar, misalnya melebihi 2 meter. Karena bukanlah hal yang tidak mungkin ular tersebut dapat melilit leher anda. Tapi jika ukuran ular sangat masih kecil dan kekuatannya masih lemah anda bisa melakukannya sendiri.

2. Buat dia merasa senang: Hati yang senang mudah ditaklukan, begitu juga ular. Buatlah ular merasa nyaman dan senang dengan kandangnya. Letakan kandang pada tempat yang teduh dan alat penghangat seperti lampu atau piringan penghangat dalam kandangnya. Berikan makanan yang sehat dan air yang bersih setiap saat. Jagalah selalu agar ular terhindar dari stress karena akan mempersulit proses penjinakan.

3. Hadir Selalu: Biasakan ular dengan kehandiran anda. Biarkan dia melihat anda lalu lalang atau melakukan kegiatan sehari-hari. Pada awalnya mungkin ular akan mencoba menyerang anda dengan mematuk dinding kaca, tapi secara perlahan dia akan memahami bahwa kehadiran anda bukan sebuah ancaman baginya.

4. Dekati si dia dengan percaya diri: Ketika ular sudah terlihat tenang dan terbiasa melihat anda, saatnya untuk mendekati. Seperti halnya mendekati anjing dan kucing, ular akan dapat merasakan ketika anda tidak PeDe atau gugup. Hal tersebut hanya akan membuat si ular juga merasakan hal yang sama. Langkah yang tepat adalah memulai pendekatan anda dengan percaya diri dan tenang. Ularpun akan merasa tenang bersama anda.

5. Hindari sarung tangan dan pengait: Sarung tangan dan pengait mungkin aman untuk anda, tapi dua alat tersebut tidak dapat membantu banyak dalam menjinakan ular. Biarkan tangan anda tergigit sekali dua kali jika ukuran ular anda kecil.

6. Hati-hati dengan wajahnya: Ular sangat sensitif dengan rangsangan yang terjadi didepan wajahnya, jadi hampirilah ular dari belakang atau samping tubuhnya.

7. Jangan di belai: Jablai? Bukanlah keluhan seekor ular. Tidak seperti binatang lainnya yang butuh belaian sebagai perkenalan atau tanda sayang, anda sebaiknya tidak membelai ular yang belum jinak maupun sudah jinak didalam kandangnya. Ular akan merasa sangat terganggu dan marah dengan belaian yang terus menerus.

8. Anda punya Kuasa: Jangan main colek-colek karena ular bukan binatang pemalu, anda harus menunjukan kekuasaan dan keyakinan diri anda padanya. Ulurkan tangan anda dengan menghadapkan punggung tangan, karena bagian punggung tangan akan lebih sulit untuk digigit ular. Gerakan yang ragu-ragu dan malu-malu ketika hendak mengangkat ular hanya akan mengundang ular untuk menyerang tangan anda. Angkatlah ular dengan cepat tanpa memberinya .

IBD = Inclusion Body Disease

Lobster Air tawar
7:35 PM
Labels: Info Reptil
Inclusion Body Disease (IBD)
Apakah IBD itu?

IBD merupakan suatu hal yang telah lama ada dalam pemeliharaan boa dan python di captivity, akan tetapi keberadaannya sendiri baru disadari oleh publik baru-baru ini. IBD dipercaya sebagai penyakit yang disebabkan oleh retrovirus dan sepertinya hanya menyerang anggota dari keluarga “boid”, seperti python dan boa. Penyakit ini mempengaruhi dua grup ular tersebut dengan berbagai cara yang berbeda akan tetapi kondisi yang diakibatkan akan selalu fatal ketika ular mulai menampakkan gejala-gejala yang diakibatkan oleh penyakit ini.

Ular bisa saja tidak menampakkan gejala-gejala apapun tetapi tetap saja menjadi pembawa dari penyakit ini – Boa, sebagai contoh, sering menjadi sarang dari penyakit ini tanpa menampakkan gejala-gejala terkena penyakit. Maka bila seekor ular yang dikandangkan dengan ular lain yang telah terinfeksi tidak menunjukkan adanya gejala-gejala apapun, bukan berarti ular tersebut kebal terhadap penyakit ini – ia tetap dapat menjadi sumber infeksi pada ular-ular lainnya yang masih sehat.

Penyakit ini diyakini disebabkan oleh “inclusion bodies” (sejenis retrovirus) yang diidentifikasi terdapat dalam sel epithelial dari ginjal dan pancreas ular yang terjangkit. IBD juga dikaitkan dengan degenerasi neuronal dan luka pada saraf tulang belakang dan otak, yang nantinya akan menyebabkan denegerasi myelin dan kerusakan pada saraf. Dalam beberapa kasus, ular yang terjangkit oleh IBD juga ditemukan terinfeksi oleh kutu ular, Ophionyssus natricis, akan tetapi karena keberadaan dari parasit ini tidak selalu hadir pada semua kasus IBD yang terjadi, maka hubungan sebab akibat yang pasti antara parasit ini dan IBD tidak dapat dibuat.

Host

Penyakit IBD sendiri telah diidentifikasi pada ular-ular dari keluarga boid di bawah ini, antara lain berbagai subspecies boa constrictor (Boa constrictor), green anaconda (Eunectes murinus), Haitian boa (Epicrates striatus), Burmese python (Python molurus bivittatus), Indian python (P. m. molurus), reticulated python (P. reticulatus), ball python (P. regius), carpet python (Morelia spilota) dan diamond python (M. s. spilota). Sebagai tambahan, penyakit yang mirip dengan IBD didiagnosa pada seekor eastern king snake (Lampropeltis getulus) yang dikandangkan dengan boa constrictor dan pada palm vipers (Bothriechis marchi).

IBD biasanya ditemukan pada ular-ular juvenile hingga ular dewasa, akan tetapi tidak menutup kemungkinan ular yang baru lahir (neonate) dapat terinfeksi juga.

Distribusi

Menyebar di seluruh dunia pada ular-ular dari keluarga boid yang ada dalam pemeliharaan. Kebanyakan kasus IBD terjadi di U.S namun kasus-kasus IBD baru-baru ini ditemukan pada captive pythons di Australia, Canary Island, dan Italia. Transportasi ular dalam perdagangan hewan dan transportasi ular dari institusi-institusi kebun binatang yang berbeda dipercaya menjadi sebab tersebarnya penyakit ini di seluruh dunia.

Sampai saat ini tidak diketahui apakah inclusion body disease juga muncul pada boa dan python di alam liar, atau secara exclusive hanya terjadi pada ular di pemeliharaan (hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut).

Gejala

Python dan boa memperlihatkan gejala yang sedikit berbeda, dimana penyakit berkembang lebih lambat pada boa.

Tanda-tanda infeksi IBD di Boa antara lain kekacauan pada sistem saraf pusat seperti lumpuh, tidak dapat mengembalikan posisi badannya ke arah semula ketika posisi badannya terbalik, “star-gazing” (posisi kepala ular tegak ke arah atas menatap langit), ketidak mampuan untuk menyerang atau membelit mangsanya – atau bahkan hanya pada kelumpuhan saja. Gejala-gejala lain yang terjadi di Boa adalah penurunan berat badan secara ekstrim, menderita muntah kronis, serta infeksi pernafasan. Dysecdysis yang disebabkan oleh ketidak mampuan ular untuk mengontrol gerakan tubuhnya dalam melepas kulit lama-nya.

IBD berkembang secara lebih agresif pada ular python, selain gejala-gejala yang telah dijelaskan untuk boa di atas (terkecuali muntah kronis), python juga mengalami “mouth rot” (infectious stomatitis), disorientasi dan hilangnya kordinasi otot serta respon refleks yang terlalu tinggi atau terlalu besar.

Baik pada Python ataupun Boa, penyakit ini berkembang sangat cepat dan berakibat fatal pada ular-ular juvenile. Dimana kematian dengan cepat terjadi setelah dimulainya kelumpuhan ringan pada ular.

Daya tahan Virus di luar inangnya

Berdasarkan apa yang telah diketahui tentang virus pada saat ini, maka disinfektan berbasis alkohol (e.g. Sagrotan, Desderman, Microzid) akan melenyapkan virus. Sebagai retrovirus, IBD tidak akan bertahan di luar tubuh inangnya untuk jangka waktu yang lama.

Pencegahan

Sampai sekarang tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, dan dikarenakan penyakit ini selalu berakibat fatal dan sangat menular, maka euthanasia pada ular yang positif terjangkit oleh IBD merupakan tindakan yang dianjurkan. Sekalipun ular dapat dijaga agar tetap hidup melalui tindakan-tindakan seperti force feeding dan hydration, kerusakan yang terjadi pada saraf, otak, saraf tulang belakang dan organ-organ dalam sangatlah besar – sehingga biarpun ular tetap hidup tetapi kualitas hidup ular itu sendiri akan semakin menurun yang juga disertai dengan meningkatnya rasa sakit pada ular.

Dikarenakan belum adanya pengobatan untuk penyakit ini dan penyebarannya yang seperti virus, maka tindakan yang dapat dilakukan untuk menimalisir resiko masuknya IBD ke ular peliharaan kita adalah dengan melakukan aksi-aksi pencegahan, antara lain:

■Hanya menempatkan satu ular dalam satu kandang.
■Penggunaan satu macam barang untuk tiap satu kandang (tempat minuman, hook, dan lain-lain).
■Hindari pemberian makanan yang telah ditolak oleh satu ular kepada ular lainnya.
■Pembasmian kutu.
■Melakukan tindakan euthanasia pada ular yang telah positif terjangkit oleh IBD.
■Melakukan disinfeksi kandang dan peralatan secara berkala.
■Mencuci tangan setelah dan di antara penghandlean satu ular sebelum menghandle ular lainnya.
■Kandang yang terbuat dari kayu polos (tidak dilapis melamine dan semacamnya) harus disingkirkan, apabila ular yang telah terkonfirmasi terjangkit IBD tinggal di dalamnya.
Karantina secara ketat untuk setiap ular jenis Python dan Boa yang baru kita dapat, paling tidak untuk jangka waktu 3-6 bulan dan jika anda telah memiliki pet Python maupun Boa, selalu berhati-hati dan waspada setiap mengunjungi toko hewan peliharaan, pameran reptil, ataupun melihat-lihat koleksi reptil orang lain.

KLASIFIKASI KADAL PANANA


Ø  KLASIFIKASI

Hirarki klasifikasi spesies tersebut bisa dilihat di bawah ini:
Kingdom          : Animalia
 Phylum           : Chordata
Class                : Reptilia
 Order             : Squamata
Suborder         : Sauria
Family             : Scincidae
Genus              : Tiliqua (White, 1790)
Species            : Tiliqua scincoides (White, 1790)

Ø  DESKRIPSI MORFOLOGI, CIRI-CIRI DAN ANATOMI
T.scincoides ditandai dengan lidahnya yang berwarna biru yang digunakan dalam pertahanan diri ketika merasa terancam (Cogger dan Zweifel, 1998). Kulit relatif halus, dilindungi oleh sisik tumpang tindih dengan penampilan seperti ikan. Pewarnaan tubuh adalah bahwa dari sisi ventral keabu-abuan, dan kepala menjadi cokelat pucat dengan sisi dorsal (punggung) yang memiliki garis horizontal atau bercak gelap coklat dan krim.yang muda, dapat memiliki lebih banyak jenis pewarnaan yang membantu mereka menjadi samar. pewarnaan ini akan hilang seiring dengan pertumbuhan. susunan tubuh secara umum dianggap kuat dengan kaki yang relatif pendek. dan Zweifel, 1998). Cara bergeraknya adalah sedikit meliuk karena memiliki kaki yang pendek (Obst, 1998). Kaki depan bersih tanpa flek2 hitam. Beberapa ciri lainnya adalah kepala berbentuk lancip dan panjang. terdapat stripe hitam tebal di kepala, di samping mata, garis horisontal di badan tebal, ekornya gendut dan pendek tubuh berbentuk sedikit gepeng, dengan sifat penghuni tanah / terrestrial. Massa rata – rata T.scincoides yang sudah dewasa adalah 493 gram, dengan panjang 33 cm. sedangkan yang baru lahir dapat memiliki berat rata – rata 14 gram, dengan panjang sekitar seukuran telapak tangan orang dewasa.

Ø  HABITAT
T.scincoides mendiami semi-gurun, hutan campuran, dan daerah semak belukarAustralia, New Guinea, dan Tasmania.      
Ø  PERILAKU MAKAN
Merupakan  omnivora dan akan bertahan pada berbagai makanan. Mereka memakan berbagai makhluk kecil seperti serangga, reptil lain, serta beberapa bahan tanaman dan buah-buahan. studi menunjukkan bahwa salah satu sumber makanan yang terbaik adalah makanan anjing berkualitas tinggi, yang mengandung vitamin tambah dan mineral, juga mereka beradaptasi dengan baik untuk sayuran seperti collard hijau, lobak, dan dandelion (Houseoftropics 1999).

Ø  PEMANFAATAN
Sependek yang saya ketahui, hanya dimanfaatkan dalam perdagangan sebagai hewan peliharaan.
Ø  MEKANISME PERTAHANAN DIRI
T.scincoides  menunjukkan sifat sedikit agresif, namun mereka sebenarnya adalah makhluk yang sangat jinak dan mudah dijinakkan.bersifat pemalu dan jarang keluar dari sarang mereka, yang biasanya terdiri dari kayu berongga dan tanah. Mereka menggunakan cakar untuk berpegangan kayu dan batu. Perilaku yang paling unik adalah penggunaan lidah biru cerah. Bila terganggu, ia akan membuka mulutnya dan akan menjulurkan lidah birunya, dan mendesis keras. Juga dengan mengembangkan  tubuhnya ini membantu hewan tersebut terlihat lebih besar daripada yang sebenarnya, dan lidah biru peringatan dalam bahwa binatang ini mungkin tidak menyenangkan bagi beberapa orang atau beracun, karena warnanya yang cerah. Perilaku lain yang dimiliki oleh Blue-kadal berlidah adalah kemampuan untuk autotomi atau memutuskan ekor selama perkelahian, dan akhirnya ekornya dapat tumbuh kembali.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa kadal Blue-berlidah adalah meniru ke Death Adder beracun (Desert Death Adder / Acanthophis pyrrhus) . Hal ini karena warna dan bentuk kedua hewan tersebut yang sama, juga wilayah mereka yang sama-sama di Australia ditambah dengan  kaki pendek T.scincoides, sehingga membantu terlihat lebih seperti ular.

Perawatan
·                     Kandang :
                  - Perlu kandang besar seperti sebuah tangki 40-55 galon.
- karena merupakan ground – dweller, jadi tidak perlu cabang untuk memanjat, namun masih perlu tempat tertutup dalam kandang.

·                     Substrat :
- serutan kayu aspen, mulsa cemara, atau bahkan kertas koran. Pastikan mereka tidak menelan substrat kayu.
·                     Suhu :
-    kisaran suhu yang bagus adalah 75-85 F (24-29 C) dengan tempat berjemur dari 95 F (35 C). dapat menggunakan system pemanas dari bawah tangki ataupun menggunakan lampu untuk berjemur di salah satu sisi kandang.
·                      Air :
-    sediakan tempat air yang kokh dan besar. Agar bias untuk tempat berendam dan minum, namun seringkali kadal buang air di air tersebut, sehingga airnya haruslah sering diganti agar kadal tidak terkena penyakit.
·                     Makanan :
- Varietas adalah kunci untuk memberikan makanan bergizi, dan kalsium / suplemen vitamin D harus ditambahkan ke makanan.
- pemebrian makanan disarankan seimbang, antara 60% sayuran / buah-buahan dan % 40 daging.
- Sayuran / buah-buahan: kacang-kacangan, wortel, lobak, sayuran hijau. Bisa diparut atau dibubur dan ditambahkan ke bagian daging dari diet.. Buah dapat mencakup stroberi, pisang, melon, dll
- Daging: makanan anjing kaleng rendah lemak adalah sangat baik dalam makanan. Ini harus dilengkapi dengan makanan lainnya seperti cacing dan mencit (rat dapt digunakan untuk T.scincoidesyang dewasa).

Cara Merawat Kadal Panana/Bluetongue


Cara Merawat Kadal Panana/Bluetongue


     Sebelum kita memelihara kadal panana kita harus tau cara merawatnya dulu. hal pertama yang dilakukan sebagai berikut :

1. Kandang / habitat yang menentukan
    
     Pertama kandang harus berukuran yang nyaman bagi kadal tersebut. Untuk kadal yang masih kecil berukuran 60x40x30 dan yang dewasa berukuran 100x60x50 dan kandang sudah disiapkan tempat untuk air minum dan mandi. Alas bisa  menggunakan koran jangan mengunakan pasir takutnya kadal tersebut memakan media pasir tersebut. Selain itu kandang terbuat dari kaca dan memberikan tempat untuk persembunyian. Selain itu juga kandang diberi lampu sinar UVB (sinar ultra violet B) agar kadal dapat selalu stabil suhu badannya.

2. Makanan Yang Sehat
       Kadal adalah termasuk hewan pemakan segalanya ( omnivora ) jadi makanan yang berupa 60% sayuran  dan buah seperti wortel, kankung dll, serta buah-buahan seperti pepaya, melon dll,  juga memakan 40% daging-dagingan seperti jangkrik, daging ayam dll. Bisa juga makan makanan dogfood ( makanan anjing ) atau juga catfood (makanan kucing ). Sebaiknya diberikan 2 kali sehari secukupnya pagi dan sore.

 3. Membantu Ganti Kulit
       Kadal Panana dapat berganti kulit seperti halnya ular. Kadal Panana mengganti kulitnya setiap + 1 bulan sekali. Kadal panana perlu dibantu mengganti kulit karena agar tidak terjadi kegagalan pergantian kulit sebab jika gagal untuk menganti kulitnya maka jari kadal tersebut dapat terputus.
 4. Berjemur dengan matahari dan lampu UVB
      Kadal Panana juga membutuhkan kalsium dan vitamin. Kadal berjemur dimatahari yang terdapat kandungan vitamin D untuk tulang dan E untuk kulit selama 5-10 menit. Jika jarang berjemur atau tidak pernah dijemur dimatahari maka bisa berjemur dengan lampu yang mengandung UVB.